Recent Posts

adsense

Kamis, 30 Juli 2020

Teori Seni Musik - Kelas 7 Seni Budaya - 30 Juli 2020

Assalamu'alaikum Wr Wb

Hari ini kita akan belajar materi dibawah ini, semoga kita diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan dapat belajar dengan opitmal.

 

 

BAB I

TEORI SENI MUSIK

 

A. PENGERTIAN SENI dan BUDAYA

SENI ADALAH ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur-unsur

keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.

SENI BUDAYA adalah kreasi seni, baik dalam bentuk Musik, Rupa,Drama, maupun Tarian yang lahir dan berkembang serta dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat di suatu daerah, dan menjadi ciri khas daerah tersebut.

Kesenian dibagi menjadi 4 jenis :

·         Seni Musik adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk nada dan syair yang indah.

·         Seni Rupa adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk rupa / gambar-gambar.

·         Seni Drama adalah curahan perasaaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak bercerita yang diramu dengan musik yang sesuai.

·         Seni Tari adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak anggota badan yang teratur dan berirama.

 

B. MUSIK DAERAH

Di Indonesia banyak sekali kita temukan alat musik yang bermacam-macam, baik alat musik tradisional (asli Indonesia) maupun alat musik yang berasal dari luar seperti trumpet, drums, kecapi, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya instrument musik ini menjadikan nusantara kaya dengan keanekaragaman musik daerah, antara lain:

 

1.      Karawitan

Karawitan adalah seni mengolah bunyi alat musik tradisional gamelan. Dengan kata lain karawitan adalah bentuk orkestra dari perangkat musik gamelan.

Asal kata karawitan berasal dari bahasa sansakerta, yakni rawit, yang berarti keharmonisan, elegan, dan kehalusan. Ada pula yang berpendapat bahwa karawitan berasal dari kata ngerawit yang artinya rumit. Maksudnya musik karawitan itu tidak sekadar bunyi-bunyian, tapi ada rangkaian bunyi-bynyian yang rumit didalamnya, namun sangat indah.

 

2. Gambang Kromong

Gambang kromong merupakan kesenian asli betawi. Kesenian ini merupakan percampuran musik gamelan dengan musik cina. Bila dilihat dari alat musik yang dimainkan, tampak jelas pada alat musik geseknya yaitu tehyan, kongahyan, dan sukong, berasal dari cina. Sedangkan gambang, gong, kecrek, dan kendang yang berasal dari gamelan jawa.

3. Tanjidor

Tanjidor sendiri diambil dari bahasa Portugis, tangedor yang berarti alat musik berdawai alias stringed instrument. Namun saat masuk ke Betawi, maknanya mulai berubah menjadi music brass (tiup logam). Pasalnya Tangedor dimainkan oleh 7 sampai 10 orang yang didominasi oleh alat musik tiup semisal clarinet, trombone, piston, saksofon tenor, saksofon bas,membranofon, tambur hingga simbal. Menurut beberapa literatur, musik tanjidor sendiri merupakan hasil rintisan seorang bekas tawanan yang dimerdekakan (mardijkers) bernama asli Augustijn Michiels (1769 – 1833) atau yang akrab disapa Mayor Jantje.

Lantaran memainkan musik hanya untuk kesenangan, kepuasan batin serta merupakan kegemaran saja, tak heran jika banyak musisi-musisi tanjidor saat itu tidak mengenal not balok. Namun keunikan perpaduan nada-nada yang keluar lewat berbagai alat musik tiup yang diharmonisasikan dengan gemuruh perkusi membuat kelompok musik ini digemari. Tidak hanya itu, lagu-lagu yang kerap mereka dendangkan juga biasanya berirama ceria dan atau bernada mars. Sebut saja Kramton, Bananas, Cente Manis, Kramat Karem, Merpati Putih, Surilang, Jali-Jali, Kicir-Kicir, Sang Kodok hingga Sirih Kuning. Kemungkinan besar ini didasari oleh polah etnik Betawi yang jenaka.

 

4. Talempong

Talempong adalah alat musik tradisional Minangkabau ada yang terbuat dari kuningan dan ada pula dari kayu dan batu. Talempong berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-beda). Musik talempong akan berbunyi jika dipukul oleh sepasang kayu.

 

 

5. Angklung

Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada, maka angklung pun cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipertunjukan regional, nasional dan internasional.

 Jumlah pemain angklung bisa dimainkan oleh sampai 50 orang, bahkan sampai 100 orang dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dan lain-lain. Selain sebagai alat kesenian, angklung juga bisa digunakan sebagai suvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai asesoris lainnya. 
          Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh muridnya yang bernama Saung Ujo dengan membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo” yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran lokal.

 

6. Kolintang

Kolintang atau kulintang adalah alat musik khas daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintangdibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel.

Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.

  

 

 

 

 

 

 

 

7. Saronen

SARONEN adalah musik Rakyat yang tumbuh berkembang di masyarakat Madura. Harmonisasi yang dinamis, rancak, dan bertema keriangan dari bunyi yang dihasilkannya memang dipadukan dg karakteristik dan identitas masyarakat Madura yang tegas, polos, dan sangat terbuka mengilhami penciptanya . 

Saronen berasal dari bahasa Madura "sennenan " ( Hari Senin ). Konon setiap hari pasaran yang jatuh pada setiap hari senin , Kyai Khatib Sendang (cicit sunan Kudus) dan para pengikutnya menghibur masyarakat sekaligus berdakwah.

Ciri khas musik SARONEN ini terdiri dari sembilan instrumen yang sangat khas, karena disesuaikan dengan nilai filosofis Islam yang merupakan kepanjangan tangan dari kalimat pembuka Alqur'anul Karim yaitu " BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM " yang kalau dilafalkan terdiri dari sembilan keccab. Kesembilan instrumen musik SARONEN ini terdiri dari : 1 saronen, 1 gong besar, 1 kempul, 1 satu kenong besar, 1 kenong tengahan, 1 kenong kecil, 1 korca, 1 gendang besar, 1 gendang dik-gudik ( gendang kecil ). Musik Saronen selalu dimainkan dengan cara berjalan mengelilingi pedesaan.

 

 


0 comments:

Posting Komentar