Recent Posts

SMP Daarul Quran Sukoharjo

Alamat : Jl Dr Sutomo No 7 Gayam Sukoharjo (0271) 7881042 .

SMP Daarul Quran Sukoharjo

Menerima Peserta Didik Baru Tahun 2020/2021.

SMP Daarul Quran Sukoharjo

Bersama kami untuk membangun generasi yang shaleh, berkarakter qur’ani, serta berjiwa enterpreneur dalam membangun peradaban islam masa depan.

SMP Daarul Quran Sukoharjo

Informasi Pendaftaran ke 087 836 107 102 (ustadzah Nurul).

SMP Daarul Qur'an Sukoharjo

Informasi Pendaftaran ke 081 806 013 646 (Ustadzah Novia).

adsense

Tampilkan postingan dengan label Kelas 9 PAI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelas 9 PAI. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 Agustus 2020

PERILAKU OPTIMIS, IKHTIAR, DAN TAWAKAL DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS - Materi PAI Kelas 9 - 03 Agt 2020

Assalamu'alaikum Wr Wb

Hari ini kita akan belajar materi dibawah ini, semoga kita diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan dapat belajar dengan opitmal. 

PERILAKU OPTIMIS, IKHTIAR, DAN TAWAKAL

DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS

 

 

A.   Q.S. Az-Zumar/39: 53

 

 

Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Arti Mufradat

 

 

 

 

Isi kandungan

Allah SWT. memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya yang telah melampaui batas dalam maksiat tentang luasnya kemurahan-Nya, dan Dia mendorong mereka kembali kepada-Nya sebelum waktu untuk itu tidak ada lagi, yaitu setelah mati. Yaitu dengan mengikuti semua hawa nafsu yang mereka inginkan yang berupa perbuatan-perbuatan dosa dan mengerjakan perbuatan yang dimurkai oleh Allah Yang Maha Mengetahui semua yang gaib.

Sehingga kamu jatuhkan dirimu ke jurang kebinasaan dan kamu katakan, Dosa-dosa kami sudah terlalu banyak dan aib kami sudah menumpuk dan tidak ada jalan untuk menghapuskannya, sehingga kamu terus menerus berbuat maksiat dan menghiasi dirimu setiap hari dengannya. Kenalilah Tuhanmu dengan nama-nama-Nya yang menunjukkan kemurahan-Nya, dan ketahuilah bahwa Dia menghapuskan dosa-dosa semuanya, baik syirk, membunuh, berzina, berbuat riba, zalim dan lainnya baik dosa besar maupun kecil.

Sifat-Nya mengampuni dan merahmati, di mana keduanya adalah sifat yang selalu pada dzat-Nya, pengaruhnya senantiasa mengalir di alam semesta dan memenuhinya. Kedua Tangan-Nya melimpahkan kebaikan di malam dan siang dan nikmat-nikmat-Nya senantiasa diturunkan kepada hamba-hamba-Nya baik di waktu terang-terangan maupun di waktu tersembunyi. Dia lebih suka memberi daripada menghalangi, rahmat-Nya mendahului kemurkaan-Nya, namun untuk ampunan dan rahmat-Nya dan untuk memperolehnya ada sebab yang jika tidak didatangi hamba, maka sama saja ia menutup pintu rahmat dan ampunan bagi dirinya, di mana sebab yang paling besar dan paling agungnya adalah kembali kepada Allah Swt. dengan tobat nashuha (yang sesungguhnya), berdoa, bertadharru’ dan beribadah kepada-Nya. Oleh karena itulah di ayat selanjutnya Allah Swt.mengajak mereka yang sudah terbenam dalam dosa itu agar kembali dan bersegera menuju kepada-Nya.

 

B.   Q.S. An-Najm/53: 39-42

 


Artinya: 39. dan manusia hanya memperoleh apa yang diusahakannya,

40. dan sesunggguhnya usaha itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,

41. kemudian dia akan diberi balasan yang paling sempurna,

42.dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala      sesuatu) 

 

Arti Mufradat

 


Isi kandungan

Melalui ayat ini Allah Swt. berjanji akan memberi balasan sempurna kepada orang yang mau berusaha keras. Setiap usaha atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat karena Allah Swt. semata. Allah Swt. akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada mereka. Pahala tersebut akan menjadi bekal meraih kebahagiaan di akhirat. Dan amal saleh yang telah mereka lakukan akan dibalas dengan surga. Surga merupakan balasan sempurna dari Allah Swt. bagi hamba-hamba-Nya yang saleh. Untuk meraih surga seorang hamba perlu ikhtiar sekuat tenaga. Di antaranya melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi laranganNya. Shalat, zakat, puasa dan ibadah lainnya juga merupakan sarana meraih surga. Ibadah-ibadah tersebut harus dikerjakan dengan penuh ikhlas dan sungguh-sungguh. Bagi hamba yang beribadah sekedarnya saja, maka dia akan dibalas oleh Allah Swt. sesuai usahanya itu. Demikian pula dalam urusan duniawi, setiap manusia akan mendapatkan sesuai hasil usahanya. Manusia harus bekerja keras agar hidup berkecukupan. jika ingin meraih juara maka ia harus rajin belajar, berlatih, dan berdoa. Jika ingin menang dalam pertandingan olah raga, maka ia harus latihan keras dan disiplin. Demikian pula, jika ingin meraih cita-cita maka harus berikhtiar sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah Swt. Segala usaha kalian dalam meraih cita-cita akan bernilai ibadah jika niatnya lurus karena Allah Swt. Dengan ikhtiar sekuat tenaga dan niat yang benar, serta berdoa kepada Allah Swt. maka kesuksesan hidup akan mudah dicapai.

 

C.   Q.S. Áli Imran/3: 159

 

  

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

 

Arti Mufradat

 

Isi kandungan

Ayat ini mengandung pesan-pesan mulia bagi umat Nabi Muhammad Saw.

1.     Rasulullah saw. memiliki kepribadian yang lemah lembut, santun, dan berbudi pekerti luhur. Akhlak mulia Rasulullah saw. tersebut merupakan rahmat dari Allah Swt. Rahmat Allah Swt. merupakan karunia sangat berharga bagi kehidupan seorang manusia. Kita harus berusaha dan berdoa supaya mendapat rahmat dari Allah Swt. Usaha-usaha untuk mendapatkan rahmat Allah Swt. diantaranya dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Rasulullah saw. tidak bersikap keras dan tidak berhati kasar kepada orang-orang di sekeliling Nabi.

2.     Jika Nabi bersikap keras dan berhati kasar tentu orang-orang di sekeliling Nabi akan menjauhkan diri. Pada dasarnya setiap orang ingin diperlakukan lemah lembut dan dihargai pendapatnya. Sikap keras dan kasar kepada orang lain hanya akan menyemai permusuhan. Padahal Islam mengajarkan kasih sayang kepada sesama. Sikap santun, lemah lembut seperti ini harus ditunjukkan dalam pergaulan sehari-hari. Akhlak mulia seperti ini akan menarik simpati orang lain sehingga mereka makin dekat dan akrab dengan kita.

3.     Melalui ayat ini Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk memaafkan dan memohonkan ampun atas dosa dan kesalahan orang lain, terutama sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw. Demikian pula dengan kita, sebelum seseorang meminta maaf kepada kita hendaknya kita memberi maaf terlebih dahulu. Dengan saling memaafkan maka hidup menjadi tenang, harmonis dan tercipta kerukunan. Lebih dari itu, ayat ini juga memerintahkan untuk mendoakan orang lain agar mendapat ampunan dari Allah Swt. Berdoa kepada Allah Swt. merupakan inti ibadah dalam Islam. Melalui doa itu kita meminta segala sesuatu kepada Allah Swt. Dan kita berharap Allah Swt. mengabulkan semua doa kita. Namun, Islam mengajarkan untuk mendoakan orang lain, bukan hanya berdoa untuk diri sendiri. Di antara doa terbaik untuk orang lain adalah berdoa agar Allah Swt. mengampuni semua dosa dan kesalahannya.

4.     Nabi Muhammad Saw. adalah manusia paling sempurna di muka bumi dan tentu bisa menyelesaikan semua masalah dengan petunjuk Allah Swt. Meski demikian, Nabi Muhammad Saw. bermusyawarah dengan para sahabat untuk menyelesaikan masalah. Nabi Muhammad saw. mengajak para sahabat untuk ikut memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi ketika itu. Musyawawah bertujuan mencari solusi terbaik atas sebuah masalah. Agar tujuan ini tercapai, perlu dijunjung tinggi etika bermusyawarah. Etika tersebut diantaranya bersikap lemah lembut, santun dalam berpendapat, menghargai pendapat orang lain, dan tidak mudah menyalahkan orang lain. Jika hasil musyawarah sudah diputuskan maka semua harus menerima dan melaksanakannya. Hasil musyawarah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan bertawakal kepada Allah Swt. Allah Swt. mencintai orang-orang yang bertawakal. Tawakal artinya menyerahkan hasil usaha kepada Allah Swt. Manusia wajib berusaha sekuat tenaga, setelah itu pasrahkan hasilnya kepada Allah Swt.

 

 

 

D.   Arti Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq

Ada dua hukum bacaan pokok di sini, yakni hukum bacaan yang terkait dengan Lam dan hukum bacaan yang terkait dengan Ra’. Namun demikian, kedua hukum bacaan ini pada prinsipnya memunculkan dua bentuk bacaan, yaitu bacaan tebal (tafkhim/mufakhkham) dan bacaan tipis (tarqiq/muraqqaq). Untuk lebih rinci akan dibahas hukum bacaan Lam dan Ra’ ini satu persatu.

1.    Hukum bacaan Lam

Hukum bacaan lam yang terkait dengan bacaan tebal dan tipis hanya terdapat dalam lafazh Jalalah (االله). Bacaan lam dalam lafazh Jalalah ini ada dua macam, yaitu:

a.    Lam dibaca tebal

Lam Jalalah dibaca tebal (tafkhim) dengan cara mengangkat semua lidah dan menekankannya ke langit-lanigt atas sambil menekankan suara yang cukup kuat, bila lafazh Jalalah itu didahului huruf yang berharakat fathah atau  dlammah. Adapun contohnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

 

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tafkhim/tebal

Lam Jalalah jatuh  setelah harakat fathah

2

Tafkhim/tebal

Lam Jalalah jatuh  setelah harakat fathah

3

Tafkhim/tebal

Lam Jalalah jatuh  setelah harakat dlammah

4

Tafkhim/tebal

Lam Jalalah jatuh  setelah harakat dlammah

 

b.    Lam dibaca tipis

Lam  Jalalah dibaca  tipis  (tarqiq)  bila  lafazh  Jalalah itu  didahului  huruf  yang berharakat kasrah.

Adapun contohnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Lam Jalalah jatuh  setelah harakat kasrah

2

Tarqiq/tipis

Lam Jalalah jatuh  setelah harakat kasrah

 

 

2.    Hukum bacaan Ra’

Hukum bacaan ra’ secara umum ada dua macam, yaitu ra’ yang dibaca tebal,

dan ra’ yang dibaca tipis. Untuk lebih rincinya dapat dibaca uraian di bawah ini:

a.    Ra’ dibaca tebal

Ra’ dibaca tebal (tafkhim) apabila:

1)   Ra’  berharakat  fathah atau  fathatain dan  yang  berharakat  dlammah atau dlammatain

Adapun contohnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tafkhim/tebal

Ra’ berharakat fathah

2

Tafkhim/tebal

Ra’ berharakat fathatain

3

Tafkhim/tebal

Ra’ berharakat dlammah

4

Tafkhim/tebal

Ra’ berharakat dlammatain

 

2)   Ra’  sukun/mati  atau  diwaqafkan  yang  jatuh  setelah  huruf  yang  berharakat fathah dan yang berharakat dlammah, atau jatuh setelah mad thabi’i yang  berharakat  fathah  atau  dlammah,  atau  jatuh  setelah  huruf  mati  yang didahului  harakat  fathah  atau  dlammah.  Adapun  contohnya  dapat  dilihat pada tabel di bawah ini:

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun didahului harakat

fathah

2

Tafkhim/tebal

Ra’ disukun karena diwaqafkan

dan didahului harakat fathah

3

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun didahului harakat

dlammah

4

Tafkhim/tebal

Ra’ disukun karena diwaqafkan

dan didahului harakat dlammah

5

Tafkhim/tebal

Ra’ disukun karena diwaqafkan

dan didahului mad thabi’iy yang

berharakat fathah

6

Tafkhim/tebal

Ra’ disukun karena diwaqafkan

dan didahului mad thabi’iy yang

berharakat dlammah

7

Tafkhim/tebal

Ra’ disukun karena diwaqafkan

dan didahului huruf mati yang

jatuh setelah huruf berharakat

fathah

8

Tafkhim/tebal

Ra’ disukun karena diwaqafkan

dan didahului huruf mati yang

jatuh setelah huruf berharakat

fathah

                                                                                         

3)   Ra’  sukun  yang  jatuh  setelah  huruf  yang  berharakat  kasrah  yang  tidak asli. Misalnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah yang tidak asli

2

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah yang tidak asli

3

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah yang tidak asli

4

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah yang tidak asli

 

4)   Ra’  sukun  yang  jatuh  setelah  huruf  yang  berharakat  kasrah  yang  asli, tetapi  setelah  ra’  berupa  huruf  isti’la’,  yaitu  ظ ق ط غ ض ص خ yang biasa terkumpul dalam kalimat:

Adapun contohnya seperti di bawah ini:

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah dan sesudahnya huruf shad

2

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah dan sesudahnya huruf tha

3

Tafkhim/tebal

Ra’ sukun jatuh setelah harakat

kasrah dan sesudahnya huruf shad qaf

 

 

 

 

b.    Ra’ dibaca tipis

Ra’ dibaca tipis (tarqiq) apabila:

1)   Ra’  berharakat  kasrah  baik  di  permulaan,  di  tengah,  maupun  di  akhir kata,  dan  baik  pada  kata  benda         maupun  kata  kerja  Adapun contohnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

 

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Ra’ berharakat kasrahdi awal kata

2

Tarqiq/tipis

Ra’ berharakat kasrahdi  tengah

kata

3

Tarqiq/tipis

Ra’ berharakat kasrahdi akhir kata

4

Tarqiq/tipis

Ra’ berharakat kasrahdi akhir katadalam bentuk kata kerja

 

2)   Ra’ dimatikan karena diwaqafkan dan didahului harakat kasrah.  Contoh:

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Ra’ dimatikan karena  diwaqafkan dan didahului harakat kasrah

2

Tarqiq/tipis

Ra’ dimatikan karena  diwaqafkan dan didahului harakat kasrah

 

3)   Ra’ sukun/mati dan didahului oleh harakat kasrahasli dan sesudahnya tidak berupa huruf isti’la’. Contoh:

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Ra’ mati karena didahului  harakat kasrah asli dan sesudahnya  tidak huruf isti’la’

2

Tarqiq/tipis

Ra’ mati karena didahului  harakat kasrah asli dan sesudahnya  tidak huruf isti’la’

 

4)   Ra’ dimatikan karena diwaqafkan dan didahului huruf ya’ sukun (ي). Contoh:

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Ra’ dimatikan karena  diwaqafkan

dan didahului ya’ sukun (ي)

2

Tarqiq/tipis

Ra’ dimatikan karena  diwaqafkan

dan didahului ya’ sukun (ي)

 

5)   Ra’  dimatikan  karena  diwaqafkan  dan  didahului  huruf  bersukun  yang  yang tidak  terdiri  dari  huruf  isti’la’  dan  sebelumnya  huruf  berharakat  kasrah. Contoh:

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Ra’ dimatikan karena  diwaqafkan

dan  didahului  huruf  mati  yang

bukan huruf isti’la’ dan sebelumnya  huruf  berharakat kasrah

 

Jika sebelum ra’ yang dimatikan itu huruf mati yangterdiri dari huruf isti’la’ dan

didahului huruf yang berharakat  kasrah maka harus dibaca tafkhim (tebal).

Contoh:

No.

Contoh bacaan

Hukum bacaan

keterangan

1

Tarqiq/tipis

Ra’ dimatikan karena  diwaqafkan

dan  didahului  huruf  mati  yang

terdiri dari huruf isti’la’ dan sebelumnya  huruf  berharakat kasrah

 

E.   Perilaku Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal

1.    Optimis

a.      Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud optimis adalah orang yang selalu berpengharapan baik dalam menghadap segala hal atau persoalan. Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis.

b.      Ciri-ciri Perilaku Optimis

·      Seorang muslim yang memiliki sifat optimis akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt.

·       Seseorang yang bersifat optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan. Jika tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan, maka dia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jika gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai berhasil.

·       Ia memiliki harapan yang baik pada saat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang serta Pada saat melaksanakan suatu pekerjaan. orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.

·         Melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan.

·         Orang yang optimis biasanya ditandai dengan wajah yang berseri-seri dan mudah untuk tersenyum.

 

2.    Ikhtiar

a.      Pengertian

Ikhtiar adalah berusaha bersungguh - sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya.

b.      Contoh-contoh ikhtiar

·      Orang yang ingin pandai harus berusaha dengan rajin belajar.

·      Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.

·      Orang yang ingin memiliki tabungan harus berusaha hidup hemat atau mengurangi pengeluaran.

·      Orang yang ingin sehat harus berusaha dengan rajin menjaga kebersihan dan berolah raga.

·      Orang yang sedang sakit dan ingin sembuh harus berobat. Usaha-usaha tersebut merupakan bagian penting yang harus dilakukan oleh manusia.

Dengan demikian tidak dibenarkan orang yang mempunyai keinginan itu hanya berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali. Selanjutnya usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allah Swt. agar keinginan tersebut dapat terwujud.

 

3.    Tawakal.

a.  Pengertian

Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa.

Misalnya:

·         saat menghadapi ulangan kamu sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan soal-soal dengan cermat dan teliti. Setelah itu kamu pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil usaha kamu kepada Allah Swt.

·         seseorang telah bekerja mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Berapa pun hasilnya ia pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Ia meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.

b.  Keutamaan Perilaku Tawakal

·         Kepribadian tawakal ini merupakan salah satu akhlak terpuji. Seseoran yang memiliki sikap tawakal berarti telah memiliki modal awal yang baik. Seandainya hasil usahanya tidak memuaskan maka ia dapat menerima dengan lapang dada dan penuh kesabaran. Sebaliknya, jika hasil usahanya sangat memuaskan maka ia tidak merasa sombong dan angkuh karena hal itu semata-mata karunia dari Allah Swt.

·         Seseorang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak positif terhadap kepribadiannya. Dampak positif ini terlihat tidak hanya ketika usahanya berhasil. Namun juga terlihat ketika usahanya tidak berhasil. Orang yang tawakal tetap menanggapinya dengan positif.

c.  Ciri-ciri Orang Yang Tawakal.

·         Kalau usahanya sukses, orang yang tawakal meyakini bahwa kesuksesan itu merupakan karunia Allah Swt. yang harus disyukuri dan tidak perlu menjadi tinggi hati.

·         Kalau usaha tidak sukses, orang yang tawakal tidak berputus asa dan tetap berusaha. Bahkan dia melakukan introspeksi diri mengapa usahanya tersebut belum berhasil. Apakah ada sesuatu yang kurang atau ada yang ia kerjakan dengan tidak sungguh-sungguh. Orang yang tawakal tetap meyakini bahwa kegagalan merupakan keberha-silan yang tertunda.